Senin, 28 Februari 2011

Category:Other
“The earth is a tremendous gift. There is nothing else like it in the known universe. I want to leave it the way I found it.”
- Dennis Weaver


Sayangnya, bumi udah nggak seindah dulu lagi. Banjir rajin menghampiri setiap musim hujan, jalan raya sesak dengan polusi dan jutaan kendaraan, dan alam pun tak malu lagi menunjukkan gejala-gejala anehnya.

Global warming yang sedang ramai dikampanyekan bukanlah seperti kampanye Pilkada yang memilih gubernur untuk 4-5 tahun ke depan, namun ini untuk kelangsungan hidup bumi beserta isinya beratus-ratus tahun ke depan.


Apa itu global warming?

Global warming (pemanasan global) adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Pemasanan global akan diikuti dengan perubahan iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan oleh kenaikan suhu.

Mengapa terjadi global warming?

Global warming terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia di kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah gas rumah kaca secara global.

Apa sajakah dampak-dampak perubahan iklim?

Pada tahun 2100, temperatur atmosfer akan meningkat 1,5-4,5 derajat Celcius jika pendekatan yang digunakan hanya melihat dan menunggu, tanpa melakukan apa-apa.

Dampak-dampak lainnya:
- Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati.
- Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir.
- Mencairnya es dan glasier di kutub.
- Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena
kekeringan yang berkepanjangan.
- Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas.
- Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang dan
kerusakan terumbu karang di seluruh dunia.
- Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan.
- Menyebarnya penyakit-penyakit tropis seperti malaria ke daerah-daerah
baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk).
- Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus
pengungsian.


Jumlah kendaraan di Jakarta sampai tahun 2003 mencapai 6.506.244 unit. Pertambahan paling fantastis terjadi pada jenis kendaraan sepeda motor yang pertumbuhannya mencapai ratusan ribu kendaraan pada tahun-tahun terakhir ini.

Menurut sumber dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Indonesia telah menjadi negara terbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gas rumah kaca dari kebakaran hutan. Jika kita tidak bertindak dari sekarang, 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, 10 tahun lagi hutan Kalimantan yang habis, 15 tahun lagi hutan di seluruh Indonesia tak tersisa. Di saat itu, anak-anak kita tak lagi bisa menghirup udara bersih.

Analisa Bank Dunia, menempatkan Kota DKI Jakarta sebagai kota ketiga berpolusi udara terburuk setelah Meksiko, Bangkok dan Thailand. Upaya penilaian udara terbersih dan terbersih terhadap kota-kota di dunia ini dilakukan oleh bank dunia sejak lima tahun lalu. Kondisi itu, sudah tidak lagi sesuai dengan kondisi udara Jakarta saat ini.

Asap knalpot kendaraan bermotor, merupakan penyumbang utama polusi udara di Jakarta. 70 persen polusi udara di Jakarta diakibatkan asap knalpot kendaraan bermotor. Asap ini mengandung bahan berbahaya, seperti karbon, timbal, dan bahan beracun lainnya.

So, what can we do? Global warming takkan mungkin dicegah, namun kita bisa memperlambatnya bersama-sama. Ada beberapa tips yang bisa diterapkan sehari-hari, khususnya jika lo adalah komuter sejati:

- Gunakan kendaraan umum untuk mengurangi polusi udara. Busway dan KRL
AC terbukti nyaman, hemat dan cepat.
- Gunakan bahan bakar gas/ramah lingkungan yang tidak menimbulkan polusi
- Car sharing dengan temen-temen sekomplek, why not?
- Periksa kesehatan ban mobil. Menjaga kesehatan ban mobil secara teratur
mengurangi 10 kg karbon dioksida di atmosfer.
- Jaga kebersihan saluran udara mobil. Debu dan kotoran di sekeliling saluran
udara akan menyumbat saluran udara menyebabkan konsumsi bahan bakar
lebih tinggi.
- Hindari komponen berat. Mobil berat membutuhkan tenaga lebih besar untuk
bergerak, berarti butuh bahan bakar lebih banyak.
- Cek selalu keadaan AC. Kebocoran gas pendingin mobil sangat
membahayakan atmosfer.
- Lakukan Tune up secara teratur.
- Pastikan sistem emisi selalu dalam kondisi prima. Sistem emisi yang buruk
bisa menyebabkan penggunaan bahan bakar mobil 25% lebih boros.

0 komentar:

Posting Komentar